Kesabaran seorang pramugari ternyata melebihi kesabaran
seorang guru bahkan wanita karir lainnya. Bagaimana sikap pramugari jika sedang
bertugas di dalam pesawat, cara tersenyum, melangkah, menyapa, dan memberi
instruksi kepada penumpang patut diacungi jempol. Kesabaran mereka sangat
teruji, sekalipun terkadang ada di antara para penumpang memiliki ulah tak
menyenangkan, egois, dan sesekali jahil. Belum lagi menghadapi rekan sesama
crew yang lebih senior, kadang bertemu dengan pimpinan penerbangan yang
egosentris.
Kesabaran sebaiknya menjadi sikap yang tak pernah pudar apalagi jika dalam
kesabaran terdapat kesadaran. Kesadaran terpenting dari kesabaran adalah
ketekunan dan keikhlasan dalam berperilaku dan berinteraksi. Ketidak-sabaran dalam
menjalani profesi bisa berakibat fatal, seperti kegagalan dalam menjalankan
tugas dan efek negative yang pasti akan menyertainya.
Jika definisi sabar adalah
sebuah gendang yang dipukul dengan satu tangan, maka tangan yang lain akan
tetap memperhatikan irama dan bunyi lantunan suara gendang dengan kesadaran
yang tetap terjaga.
Kesabaran adalah senjata hati untuk merekayasa
kesadaran agar tak terlepas dari perilaku, interaksi, proses pembelajaran, dan
ketekunan. Karena kesabaran adalah hak fundamental setiap profesional, maka
kesadaran tentangnya haruslah tidak berbatas, harus menjadi motivator serta
pengontrol tugas pokok dan fungsi dalam menjalani profesi.
Dengan siapa lagi kita dapat belajar kesabaran selain dari seorang
pramugari? Mungkin petani, para buruh, tukang ojek, penarik becak, atau bahkan
seorang pemulung yang menjalani rutinitas keseharian mereka dengan kesabaran
yang tak pasti. Tetapi dalam konteks pembelajaran, kesabaran seorang pramugari
dapat dibangun berdasarkan resapan hati mereka terhadap kondisi dan perasaan penumpang
serta pimpinan penerbangan. Seorang pramugari memang perlu memiliki ketangguhan
kesabaran yang super dalam menjalani profesinya.
Kesabaran pramugari….patut dicontoh oleh seorang wanita karir.....
Diah Kusumawati !